RSS

Masakan Jepang Bergaya Rumahan

Di Indonesia, belum banyak yang mengenal Ootoya, sekalipun resto Jepang ini sudah punya lebih dari 240 gerai di seluruh Asia (Jepang, Taiwan, Thailand, Hong Kong, Singapura). Gerai waralaba ini sudah berusia lebih dari 50 tahun, dan punya segmen pasar tersendiri.

Bagi mereka yang sudah mengenalnya, Ootoya adalah destination untuk mendapatkan masakan autentik Jepang yang bergaya rumahan, sayuran organik/hidroponik, sehat dan bergizi, tanpa additives, rendah lemak, dan kebanyakan bahannya dibuat sendiri. Salah satu contoh bahan buatan sendiri adalah tahu-nya yang memang sangat istimewa dan khas.

Tahu homemade buatan Ootoya ini lembut seperti yoghurt. Lebih lembut dibanding tahu sutra, dan tidak ada kenyalnya – mudah hancur. Ini justru menjadi penanda yang paling jelas dari absennya bahan-bahan kimian yang sering dipakai untuk memberi tekstur firmness pada tahu.

Untuk dapat menikmati tahu khas Ootoya ini, menu favorit saya di sini adalah Kimuchi Nabe (Rp 82 ribu). Nabe adalah masakan berkuah yang dihidangkan panas dengan isi tahu, sayur, dan berbagai protein (bisa daging, seafood, dan lain-lain).

Kimuchi – seperti kita duga – adalah kimchi alias sawi yang difermentasikan dalam cabe dan cuka. Seporsi Kimuchi Nabe – tanpa nasi – bagi saya sudah merupakan porsi yang pas. Di dalamnya ada beberapa iris tipis daging sapi seperti yang umumnya dipakai dalam sukiyaki atau shabu-shabu, dan telur ayam setengah matang. Kuahnya yang asam pedas sangat cocok dengan lidah Indonesia.

Kimuchi Nabe juga bisa disantap dengan nasi putih. Di Ootoya, harus pesan nasi yang unik – memakai topping rumput laut hijiki. Penggunaan rumput laut hijiki – bukan nori – memberi sentuhan home-cooking yang khas Ootoya.

Masakan dengan kimchi lainnya yang disediakan Ootoya antara lain adalah Kimuchi-don (Rp 75 ribu), dan Kimuchi Tei (Rp 65 ribu). Donburi (semangkuk nasi dengan topping lauk) di Ootoya bisa dipesan bagi mereka yang terburu-buru dan makan secukupnya. Ada yang pakai lauk tuna, ayam, atau daging sapi. Sajian cepat lainnya adalah curry rice (Rp 42 ribu) dan curry udon (Rp 45 ribu).

Anda ingin mencoba natto – kedelai yang difermentasi sampai hampir busuk dan berlendir yang khas itu? Di Jepang sendiri, natto jarang hadir di restoran. Maklum, aroma dan teksturnya sangat khas dan memerlukan pembelajaran untuk dapat menyukainya (acquired taste). Semangkuk kecil natto (Rp 15 ribu) dikucuri sedikit soya (kecap asin), siap dimakan sebagai pendamping atau lauk nasi hijiki.

Hidangan populer di Ootoya adalah Oyako Jyu (Rp 68 ribu) – ayam panggang disajikan dalam bento box dengan berbagai side dishes. Bila ingin ayamnya digoreng dengan tepung panir, namanya Chicken Katsumi (Rp 78 ribu). Boleh juga dicoba Ponzu Burg-nya yang unik. Ini adalah burger pattie yang disajikan dengan saus ponzu (seperti yang dipakai untuk shabu-shabu).

Ah, Anda penggemar soba (mi dingin khas Jepang)? Ootoya adalah tempatnya untuk mencicipi soba istimewa sajian reso ini. Homemade soba-nya lembut dan mulus, disajikan dengan kuah tuna yang gurih. Bila umumnya soba disukai orang dewasa – karena juga memerlukan acquired taste – di Ootoya ternyata soba justru banyak dipesan anak-anak.

Di Jakarta, Ootoya juga hadir di Plaza Indonesia (021 39838252). Kecenderungan makan sehat di kalangan masyarakat Indonesia pasti akan memberi ruang yang lebih besar bagi Ootoya.

Ootoya
Pacific Place lt. 5
Jakarta Selatan
021 57973858
www.ootoya.com

Source : DetikFood

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar